Manajemen Perusahaan Negara
18 BUMN Tergolong
Tidak Sehat
Erlangga Djumena | Selasa, 10 Mei 2011 | 08:22 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Badan Usaha Milik Negara
mengungkapkan, selama kuartal I-2011 ada 18 perusahaan negara yang kinerjanya
tidak sehat atau merugi senilai Rp 9,4 triliun. Kondisi itu disebabkan minimnya
inovasi produk, stagnasi pasar, dan keterbatasan bahan baku.
Demikian disampaikan Deputi Bidang
Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis Kementerian BUMN Pandu Djajanto di
ruang kerjanya, Senin (9/5/2011). Menurut dia, Kementerian BUMN saat ini tengah
menyiapkan sejumlah kebijakan intervensi. Tujuannya untuk menyehatkan kinerja
18 unit usaha sehingga tidak terus merugi.
"Kementerian memberikan perhatian
khusus terhadap masalah ini. Hal ini mempertimbangkan fakta bahwa jumlah BUMN
yang merugi ternyata naik dua kali lipat dari tahun lalu. Selama 2010 saja,
hanya ada sembilan BUMN merugi dengan nilai Rp 483 miliar," kata Pandu.
Berdasarkan data Kementerian BUMN, ke-18
perusahaan negara yang kinerjanya merugi ini, antara lain, bergerak di bidang
usaha perfilman, pemetaan dan survei, perikanan laut, industri sandang, energi,
percetakan, dan penerbitan. (ONI)
Analisis...
18 BUMN Tergolong
Tidak Sehat
Tingkat Kesehatan BUMN
ditetapkan berdasarkan penilaian terhadap kinerja Perusahaan untuk tahun buku
yang bersangkutan yang meliputi penilaian :
a. Aspek Keuangan.
b. Aspek Operasional.
c. Aspek Administrasi.
Berdasarkan artikel “18 BUMN Tergolong Tidak Sehat” di atas, menyatakan bahwa pada
tahun 2011 ada 18 perusahaan negara yang kinerjanya tidak sehat atau merugi
senilai Rp 9,4 triliun karena tidak memberikan kontribusi sesuai target kinerja. Jumlah BUMN yang merugi ternyata naik dua kali lipat
dari tahun lalu. Selama 2010 saja, hanya ada 9 BUMN merugi dengan nilai Rp 483
miliar. "Belasan BUMN merugi tersebut di antaranya perusahaan film negara,
Merpati Nusantara, perusahaan survei pemetaan nasional, perusahaan di bidang
perikanan, industri sandang, Balai Pustaka, dan perusahaan kertas Leces.
Ada berbagai macam hal yang mengakibatkan kinerja BUMN ini
tidak sehat dan tidak kompetitif, antara lain, karena minimnya inovasi sehingga
kalah bersaing dari perusahaan swasta di bidang usaha yang sama.
Adapun
sejumlah langkah pembenahan dan penyehatan yang segera diterapkan untuk 18 BUMN
tersebut antara lain restrukturisasi unit kerja operasional (sesuai dalam UUD
RI No 19 thn 2003 ttg BUMN pasal 72 ayat (1) dan (2)) , pergantian manajemen, menggulirkan
bantuan dana untuk revitalisasi pabrik dan alat produksi, serta pelatihan
peningkatan sumber daya manusia.
Khusus untuk bantuan pendanaan,
tidak diberikan untuk semua perusahaan BUMN yang merugi. Namun, dana stimulan
dari pemerintah ini hanya diberikan bagi sejumlah BUMN yang sektor usahanya
dinilai masih kompetitif serta perlu pembaruan alat produksi. Di sisi lain,
perombakan direksi juga tidak diberlakukan bagi semua BUMN yang merugi.
Pada tahun 2012 ditargetkan, bahwa langkah penyehatan 18 BUMN melalui
restrukturisasi operasional bisa terselesaikan sesuai target, "Sementara
itu, sampai sekarang masih 92 BUMN yang dinyatakan untung. Bahkan, dari jumlah
tersebut sekitar 26 BUMN bisa memasukkan deviden senilai Rp31 triliun karena
kinerja perusahaannya sehat.
CONTOH INDIKATOR ASPEK OPERASIONAL
INDIKATOR
|
UNSUR-UNSUR
YANG
DIJADIKAN
PERTIMBANGAN
|
CONTOH
APLIKASI TERHADAP
UNSUR-UNSUR
YANG DIPERTIMBANGKAN
|
|
BUMN/
SEKTOR
|
UNSUR-UNSUR
YANG
DAPAT
DIPERTIMBANGKAN
|
||
1
|
2
|
3
|
4
|
1.Pelayanan kepada
Pelanggan/
Masyarakat
|
·
Perbaikan
kualitas sarana &
Prasarana
untuk kepentingan/
Kepuasan
pelanggan
· Ketersediaan pelayanan purna jual (after
sales service)
· Perbaikan mutu produk
· Pengembangan jalur distribusi
· Pelayanan gangguan/troubles.
· Penyederhanaan birokrasi yang
menguntungkan bagi pelanggan
· Kecepatan pelayanan
· Guidance yang je la s bagi
Pelanggan
· Peningkatan fasilitas keselamatan bagi
pelanggan/pemakai jasa
|
Pelabuhan
|
Turn Round Time (TRT), Berthing Time (BT), Waiting Time (WT),
dsb
|
Pengair an ( PERUM
Otorita Jat iluhur dan
PERUM Jasa Tir ta)
|
Pemenuhan supply air kepada PDAM/industri pengedalian daerah
se rapan sungai .
|
||
PLN
|
Frekuensi pemadaman, lama ra ta -r at a pemad ama n, ke c e pa
tan pela ya n an
gangguan.
|
||
Jalan Tol
|
Kual itas jalan, indikator
traffic sign.
|
||
Garuda/MNA
|
On time per formance .
|
||
Bandara
|
Kebersihan terminal Bandara.
|
||
2. E f i s i e n s i
produksi da n
pr odukt i vita s
|
· Peningkatan utilisasi faktor-faktor produksi/assets idle.
· Peningkatan rendemen
· Peningkatan produkt ivitas
Persatuan faktor produksi.
· Pengurangan susut/loses, baik
Susut teknis, susut distribusi maupun
susut karena faktor lainnya.
|
Perkebunan
|
Rend emen, p ro du ks i
perhektar, dsb.
|
Kereta Api/pelayaran/
Penerbangan
|
Load factor penumpang dan
barang, penumpang-kui-ton,
dsb.
|
||
PLN pengairan (PERUM
Otorita Jat iluhur dan
PERUM Jasa Tirta.
|
Susut teknis, susut distribusi,
dsb. pelaksanaan kegiatan
operasi dan pemeliharaan (O& P)
|
||
3. P eme
liharaan
k o n t i n u
i t a s
produksi
|
· Ke waj ib an
me la ku k an peme liharaan sarana dan prasarana produksi sesuai persyaratan
standar
· Ekplorasi SDA
dengan orientasi
· Jangka
panjang.
· Pelaksanaan
checking rutin terhadap fasilitas-fasilitas umum
· Ke patuhan
pengoper asian peralatan sessuai dengan batas kapasitas yang direkomendasikan
|
Perkebunan
|
Kepatuhan
terhadap aturan penyadapan karet, regenerasi tanaman tidak produktif.
|
Pelabuhan
|
Pemeliharaan
fasilitas dermaga, pengerukan alur/kolam, dsb.
|
||
Transportasi
|
Peme l ih ar a
an sa r a na transportasi Bus, kereta api, kapal atau pesawat.
|
||
4. Peningkata
n kuali tas SDM
|
· Mutu diklat.
· Penyelenggaraan
pendidikan formal dan informal sesuai kebutuhan (dalam negeri dan luar
negeri)
|
Berlaku umum
untuk
semua sektor
|
Penyelenggaraan
diklat sesuai
kebutuhan.
|
Kaderisasi
pimpinan. Peningkatan kesejahteraan Kepedulian manajement
terhadap R
& D.
|
|||
5 .Inovasi
produk baru
|
· Kualitas
produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
· Penciptaan
produk-produk baru
· Peningka tan
pengusa haan
Teknologi.
|
Kontraktor
|
Hak patent,
hak cipta, temuan
metode
konstruksi baru, dsb.
|
Industri kimia
dasar
|
Konservasi
energi, produkproduk
baru yang
prospektif,
dsb.
|
begitulah klo tidak ada budaya
berpikir kreatif dan inovatif, hny menjadi beban negara. Gimana coba kita bisa
bersaing dengan bangsa - bangsa negeri jiran yg lebih bebas kreatif inovatif?
Sudah saatnya kita tingalkan budaya kaku statis, monoton ,
suram , primitif . munafik dan kembangkan budaya berpikir bahagia, indah ,
kreatif inovatif , efektif dan efisien demi terciptanya surga kenyamanan dan
kebahagiaan di muka bumi.
0 Silakan ngoceh.. ^.^ Makasih udah mampir ke sini.:
Posting Komentar